Bismillah, alhamdulillah, wash sholaatu was salaamu 'ala Rosulillah saw. Nawaitu tholabal 'ilmi (niatingsun ngaji) karena Allah.
Hakekat ibadah ialah meninggalkan memenuhi apa yang diinginan nafsu, untuk mendapatkan ridha Allah. Jadi ibadah itu bukan pada rupa, tapi pada tujuan. Apa saja rupanya, jika tujuannya untuk mendapatkan ridha Allah, maka itulah ibadah. Apa saja rupanya jika tujuannya untuk memenuhi keinginan nafsu, maka itu bukan ibadah.
Contoh kongkritnya. Siang hari kita puasa. Malamnya kita shalat malam. Sehabis shalat malam kita membaca surat al Fatihah 41 kali. Semua itu kita lakukan tujuannya hanya untuk mencari "pahala dan ridha Allah", maka itulah ibadah. Tetapi jika kita melakukannya agar kita bisa "kaya" sehingga bisa memenuhi apa saja yang "diinginkan nafsu kita", maka yang ini bukan ibadah, tapi justru maksiat. Walaupun rupa keduanya sama, hanya beda tujuannya.
Tapi beda lagi jika kita mengamalkannya agar kita kaya, tetapi kekayaan itu akan kita gunakan untuk menolong fakir miskin, membantu saudara yang kesusahan (shilaturrahmi) , menyantuni
anak-anak yatim, dan jalan-jalan lain yang diridhai Allah, maka kita
melakukan semua itu juga termasuk ibadah. Hehehe....
Jadi jangan sampai kita tertipu. Walaupun bentuknya puasa, shalat, baca al Quran, atau apapun ibadah-ibadah yang lain, tapi kalau tujuannya hanya untuk memenuhi kepentingan nafsu kita (biasanya 'uthek kliwer'nya berkaitan dengan harta, tahta, dan wanita) maka semua itu BUKAN IBADAH, tetapi malah MAKSIAT. Maksiat yang berbungkus ibadah. Inilah tipu daya Iblis yang sangat lembut dan sangat samar.
Hakekat ibadah ialah meninggalkan memenuhi apa yang diinginan nafsu, untuk mendapatkan ridha Allah. Jadi ibadah itu bukan pada rupa, tapi pada tujuan. Apa saja rupanya, jika tujuannya untuk mendapatkan ridha Allah, maka itulah ibadah. Apa saja rupanya jika tujuannya untuk memenuhi keinginan nafsu, maka itu bukan ibadah.
Contoh kongkritnya. Siang hari kita puasa. Malamnya kita shalat malam. Sehabis shalat malam kita membaca surat al Fatihah 41 kali. Semua itu kita lakukan tujuannya hanya untuk mencari "pahala dan ridha Allah", maka itulah ibadah. Tetapi jika kita melakukannya agar kita bisa "kaya" sehingga bisa memenuhi apa saja yang "diinginkan nafsu kita", maka yang ini bukan ibadah, tapi justru maksiat. Walaupun rupa keduanya sama, hanya beda tujuannya.
Tapi beda lagi jika kita mengamalkannya agar kita kaya, tetapi kekayaan itu akan kita gunakan untuk menolong fakir miskin, membantu saudara yang kesusahan (shilaturrahmi)
Jadi jangan sampai kita tertipu. Walaupun bentuknya puasa, shalat, baca al Quran, atau apapun ibadah-ibadah yang lain, tapi kalau tujuannya hanya untuk memenuhi kepentingan nafsu kita (biasanya 'uthek kliwer'nya berkaitan dengan harta, tahta, dan wanita) maka semua itu BUKAN IBADAH, tetapi malah MAKSIAT. Maksiat yang berbungkus ibadah. Inilah tipu daya Iblis yang sangat lembut dan sangat samar.
No comments:
Post a Comment